Oleh
:
NAMA : NURMALA PURWANTI
NIM : D1A140885
LABORATORIUM
KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL
GIFARI
BANDUNG
2014
BAB
I
PRINSIP DAN TUJUAN
1.1 Prinsip Percobaan
Berdasarkan pembentukan garam
kompleks yang mengandung ion-ion
kompleks yang dibentuk oleh ion logam transisi dengan molekul atau ion yang
terikat lebih kuar dari pada molekul air.
1.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari
reaksi pembuatan garam kompleks tetraamintembaga(II)
sulfat hidrat [Cu(NH3)4SO4.xH2O].
BAB II
TEORI PENUNJANG
3.3 Teori
Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa,
reaksinya ialah reaksinetralisasi. Sejumlah asam dan basa murni ekuivalen yang
dicampur dan larutannyadiuapkan, maka akan terdapat zat kristalin yang
tertinggal yang disebut dengangaram. Garam tidak memiliki ciri-ciri khas suatu
asam atau basa, garam terdiri darikation dan anion. Kation dan anion tersebut
ada yang merupakan ion kompleks sehingga
membentuk senyawa kompleks. Garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks dikenal
sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks.Garam kompleks berlainan dengan
garam rangkap. Senyawa atau garamkompleks merupakan senyawa yang terbentuk
karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana, yang masing-masingnya
dapat berdiri sendiri, sedangkan garam rangkap dalam larutan akan terionisasi
menjadi ion-ion komponennya.
Garam merupakan senyawa yang umumnya merupakan hasil
reaksi asam dan basayang dapat bersifat asam, basa, ataupun netral. Larutan
garam dapat menghantarkanlistrik. Garam-garam kuat akan menunjukkan daya hantar
listrik yang lebih tinggi daripada garam-garam lemah. Garam-garam kuat
merupakan klorida dari logam alkali danalkali tanah, sedang klorida dari
aluminium, raksa kadmium, dan berilium adalah garam lemah.
Berdasarkan
keadaan-keadaan ketika dilarutkan dalam sebuah pelarut, garam dapat
diklasifikasikan menjadi 2:
1. Garam
Kompleks
Merupakan garam-garam
yang mengandung ion-ion kompleks dalam larutan. Misalnya : Co(NH3)Cl3
2. Garam Rangkap
Merupakan garam yang merupakan campuran
bermacam-macam ion sederhana yang akan mengion apabila dilarutkan kembali.
Garam rangkap terbentuk melalui kristalisasi dari larutan campuran sejumlah
ekuivalen atau lebih garam tertentu dengan perbandingan tertentu pula.
Contoh: FeSO4(NH4)2SO4.5H2O
BAB
III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1
Alat
a. Gelas
kimia
b. Corong
gelas
c. Penyangga
corong
d. Gelas
ukur
e. Kaca
arlogi
f. Batang
pengaduk
g. Pipet
tetes
h. Botol
semprot
i.
Spatula
3.3
Bahan:
a. CuSO4.5H2O
b. Amonia
pekat
c. Alkohol
d. Aquadest
e. Eter
3.3
CARA KERJA
Pembuatan Garam Kompleks
- Dilarutkan 20 gram CuSO4 5 H2O kedalam campuran 30ml NH3 pekat
dan 20ml aqua dest dalam beaker glass 100ml.
- Disaring endapan biru tua dengan kertas saring, lalu disempurnakan
pengendapan dengan 30ml alkohol.
- Diamkan beberapa menit di air es atau dingin.
- Cuci endapan mula-mula dengan campuran (1:1) alkohol dan
NH3 pekat, cuci kembali dengan alkohol dan eter keringkan garam ini
pada suhu kamar
- Ditimbang hasil endapan garam.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
3.1 HASIL PENGAMATAN
Pembentukan
Garam :
Kristal
|
Berat
|
Garam Kompleks
[Cu(NH3)4SO4.xH2O]
|
0.6021 g
|
3.2 PEMBAHASAN
Pada percobaan ini
pembuatan garam komplek tetraamin tembaga(II)sulfat. CuSO4 yang
ditimbang 20 gram lalu ditambah NH3
pekat. Larutan yang dihasilkan berwarna biru tua. Ammonia pekat
bertindak sebagai ligan yang akan menggantikan ligan pergi (H2O).
Ligan NH3 lebih kuat daripada H2O sehingga akan lebih
mudah bagi NH3 untuk menggantikan H2O. Pendinginan dengan
menggunakan es dilakukan untuk mempercepat pembentukan. Reaksi yang terjadi :
[Cu(H2O)5)]SO4 + 4NH3 [Cu(NH3)4]SO4
+ 5H2O
Kristal
yang telah kering ditimbang dan beratnya 0,6021 gram. Rendemen yang dihasilkan
adalah 64.55 % yang berarti garam ammonium sulfat dari hasil reaksi terbentuk
sebanyak 64.55 %.
BAB V
KESIMPULAN
1. Sifat
dari garam kompleks yakni jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi kompleks
dan ionnya, sedangkan sifat garam rangkap jika dilarutkan dalam air akan
terionisasi menjadi ion- ion pembentuknya.
2. Kristal
garam kompleks tetraamintembaga (II)
sulfat hidrat [Cu(NH3)4SO4.xH2O]
yang terbentuk sebanyak 5.3802 g
dengan remendemen sebesar 67.50 %.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cotton,
F.A dan Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik
Dasar, UI press, Jakarta.
2. Day,
M.C dan J. Selbin, 1993,Kimia Anorganik Teori ,UGM Press, Yogyakarta.
3. Sukardjo,
1985, Kimia Koordinasi , Rineka Cipta, Jakarta.
4. Vogel,
1990,Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif makro dan Semi Mikro Jilid 1, PT.
Kalman Media Pustaka, Jakarta.
5. Inti
rahmania, 2008 “ Modul Praktikum Kimia
Dasar “ Fakultas MIPA Universitas Al – Ghifari
LAMPIRAN
A.
Perhitungan:
1. Pembuatan
garam garam kompleks tetraamintembaga(II)
sulfat hidrat
2. Pembuatan
garam rangkap kupri ammonium sulfat
B.
Pertanyaan
Modul
1. Jelaskan
hibridisasi yang terjadi dan gambarkan struktur geometri dari garam rangkap dan
garam kompleks yang diperoleh!
- Struktur dari garam
rangkap kupriammonium sulfat.
- Struktur darti garam kompleks tetraamin tembaga(II)sulfat bentuk planar
segitiga .
C.
Praktikum
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anonim. 2010. Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.
http://annisanfushie.wordpress.com. Diakses tanggal 7 Mei 2010
2
2.
Muliyono. 2005. Kamus Kimia. Bandung : Bumi Aksara
3.
Kristian, Sugiarto. 2003. Kimia anorganik II. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Kimia FMIPA UNY
4.
Ramiawati. 2005. Buku Ajar Kimia Anorganik Fisik. Makassar Jurusan Kimia
FMIPA UNM.